Zona Sukses

Jumat, 15 Oktober 2010

Tips Haji: Hindari Minuman Bersoda



”Saya sering mengingatkan rekan-rekan di Makkah agar tidak minum minuman bersoda. Selama di Jakarta, teman-teman sering mengingatkan saya tentang hal itu. Di Makkah pun, Wakil Kepala Daerah Kerja Makkah Bidang Kesehatan, dr H Taufik SpS, juga mengingatkan hal serupa, ketika ditanya saran untuk jamaah.
Tapi, Rabu siang kemarin, saya mencoba minum minuman bersoda di tengah terik matahari. Teman-teman telah meminumnya terlebih dulu, dan saya mengikuti mereka, kendati tersedia juga air putih di kendaraan.
Saat minuman bersoda itu melewati tenggorokan, tenggorokan terasa segar. Tapi, tak berapa lama setelah menghabiskan setengah kaleng, saya merasakan justru semakin haus dan tenggorokan terasa kering. Saya segera berhenti meminumnya, berganti dengan meminum air putih sedikit-sedikit. Siang itu panas terasa terik dengan suhu 43 derajat Celsius. Teman-teman satu kendaraan merasakan juga panasnya terik matahari selama menyusuri rute yang akan dilalui bus Saptco yang akan dipakai mengangkut jamaah mulai 20 Oktober.
Minuman bersoda adalah minuman yang mengalami proses karbonasi. “Efeknya mengurangi penyerapan air dalam tubuh, sehingga justru membuat rasa haus dan kering di tenggorokan,“ ujar dr Ramon Andreas, perwakilan kesehatan Daker Makkah.
Minuman bersoda bahkan harus benar-benar dihindari oleh orang yang memilik masalah dengan jantung. Orang yang berpenyakit gula juga perlu menghindari minuman bersoda.
Selama perjalanan hingga pukul 13.00 hari Rabu itu, saya merasa tersiksa. AC mobil tak mampu membuat nyaman. Keringat tetap menetes karena panas. Mual-mual saya tahan, hingga sampai di pemondokan lagi, muntah menyelesaikan masalah. Lega.
Saya mulai menyempatkan mencari jus buah segar untuk memasok vitamin C. Tadi malam, sewaktu ke toko buku Jarir, saya menyempatkan memesan jus kiwi seharga delapan riyal. Kandungan vitamin C buah kiwi dikenal jauh lebih besar dari jeruk. Tapi, setelah minum jus kiwi perlu disertai minum air putih lagi, karena kencerannya tidak seencer jus jeruk. Suplemen vitamin dan antibiotik herbal pun rajin ditelan, sekadar untuk menjaga stamina.
Sebentar-sebentar minum air putih juga selalu dilakukan. Kalau ketemu air hangat, saya memilih air hangat. Di Masjidil Haram, saya memilih air zamzam di tempat minum yang diberi penjelasan `not cold`. Di setiap jejeran tempat air zamzam di dalam masjid, hanya tersedia satu zamzam not cold. Lainnya diberi es, sehingga dingin. Air dingin akan merangsang munculnya gangguan tenggorokan.
Cuaca ramah di Makkah, baru terasa di pagi hari. Suhu dalam kisaran 28-30 derajat Celsius. Angin juga terasa sejuk. Tapi, pukul 09..00 panas mulai menyengat. Malam hari, meski suhu rendah, udara juga kering, karena kelembabannya 13 persen.
Lima hari di Makkah, kami merasakan turun naiknya stamina tubuh. Kami mencoba mengurangi perjalanan berat. “Kita masih lama di sini,“ kata seorang rekan.
Di luar gedung udara panas dan kering, di dalam gedung udara dingin dari AC. Suhu terlalu dingin juga akan membuat masalah di tubuh. Dikecilkan suhunya, jika sedang banyak orang, membuat tubuh berasa gerah. Dibiarkan tetap dingin, bisa membuat badan masuk angin.
Karenanya, berkali-kali para petugas haji diingatkan agar selalu mengingatkan kondisi ini kepada jamaah. Mereka akan tinggal di kamar pondokan bersama-sama. Ada posisi dipan berada persis di bawah AC. Ini merupakan hal-hal kecil yang bisa memunculkan konflik antarjamaah: Ada jamaah yang menyukai suhu dingin dan ada jamaah yang tak terbiasa dengn suhu dingin.
Jika jamaah yang tak menyukai suhu dingin mematikan AC, akan membuat penuka suhu dingin kepanasan. Jika penyuka suhu dingin tetap menginginkan suhu ruangan terjaga dinginnya, akan membuat jamaah yang tak suka suhu dingin masuk angin. Hati-hati, perang mulut.
priyantono oemar( SUMBER:REPUBLIKA.CO.ID)

PORNOGRAFI PERUSAK MORAL BANGSA,MARI BANTU MEMBRANTASNYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar