Zona Sukses

Rabu, 06 Oktober 2010

Hidayah Alloh turun padaYudi Mulyana

PORNOGRAFI PENYEBAB SEX BEBAS,SEX BEBAS PENYEBAB HANCURNYA DUNIA ,

MARI BANTU MEMBRANTAS PORNOGRAFI

Saat Hidayah itu Tiba
Yudi Mulyana di Tanah Suci
14 Juli 2008. Ada yang tak biasa dirasakan Yudi Mulyana. Ia merasa gundah gulana saat membaca kitab sucinya. Usai mendengar suara adzan subuh, tiba-tiba seluruh tubuhnya bergetar. Meski panik, Yudi mencoba tenang dan tidak membuat banyak asumsi.
Ketika itu Yudi berpikir hal tersebut hanyalah kejadian yang biasa, ia kembali melakukan aktivitas rutinnya. Keesokkan harinya, kejadian yang sama terulang kembali. Badan serta hati Yudi kembali gemetar usai mendengar adzan subuh. Untuk menenangkan hati dan pikirannya, ia menyalakan televisi. Yudi merasa lebih tenang dan damai setelah membuka siaran Islami di televisi.
Ketika mendengar kalimat thayyibah dilantunkan, Yudi mencoba melafadzkannya, ternyata ia merasa tentram. Saat Yudi mengucapkan la ilaha illallah, ia seakan melihat lintasan cahaya.
“Tuhan, saya tidak mengerti apa yang terjadi, bimbing dan buka mata hati saya agar saya bisa mengerti mana yang benar,” ujar pria kelahiran Karawang, 10 Februari 1971.
Dalam kegelisahannya, Yudi menemui serta menceritakan pengalamannya kepada sahabat yang juga sebagai ustad dan putra sulung Ketua MUI Cirebon saat itu. Ustad tersebut mengatakan bahwa Yudi telah mendapatkan hidayah dari Allah, dan Yudi dijelaskan mengenai surat An-Anfal ayat 2: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal.”
Puncaknya pada 7 Agustus 2008, saat sedang mengajar agama di SDN Pengampon, Cirebon. Yudi seolah mendengar suara adzan terus berkumandang di telinganya. Kemudian ia berlari menemui Sri Hayatun, kepala sekolah tempatnya mengajar.
Yudi mengatakan kepada Sri bahwa hatinya bulat akan memeluk Islam dan minta diantarkan ke Kantor Departemen Agama Kota Cirebon untuk disyahadatkan. Mendengar hal tersebut Sri pun tersontak, karena Yudi yang kala itu masih bernama Souw Cin’Gih dikenal sebagai tokoh agama yang militan dan telah berhasil memurtadkan ratusan orang. Dalam waktu sekitar satu setengah jam, ia mampu menggoyahkan keyakinan seseorang dan beralih dari agama Islam.
Yudi pun diantarkan ke Kantor Departemen Agama Kota Cirebon. Sesampainya di sana Yudi disarankan salah seorang pejabat Depag untuk pulang kembali dan memikirkan dengan sungguh-sungguh akan putusannya tersebut.
”Berpindah keyakinan bukan perkara main-main,coba kamu pikirkan dengan sungguh-sungguh,” ucap pejabat Depag tersebut sebagaimana diutarakan Yudi.
Ternyata tekad Yudi benar-benar bulat dan kokoh, bahkan saat bunda tercintanya mengacam akan memutuskan hubungan dengan Yudi, perintah itu pun diabaikannya. “Meski saya menjadi Muslim, saya tetap akan menjadi anak mama,” ucap Yudi kepada wanita yang paling dihormatinya tersebut.
Tanpa berlama-lama, siang itu Yudi memutuskan memeluk Islam. Kemudian Yudi disyahadatkan oleh tokoh ulama kota Cirebon KH Machfud Bakri yang juga sebagai Ketua MUI Cirebon.
Usai dimualafkan, saat pulang ke rumah ia menjumpai rumahnya telah kosong. Istri beserta anak-anaknya meninggalkan Yudi saat mendengar suaminya telah menjadi seorang Muslim. Tidak hanya itu, beberapa waktu kemudian segala fasilitas yang pernah ia dapatkan dari lembaga keagamaanya terdahulu pun ditarik.
Di tengah-tengah kebimbangan serta kekalutan menghadapi berbagai masalah yang menimpanya, Yudi diajak mengikuti training ESQ oleh seorang kenalannya. Yudi pun mengikuti training ESQ Profesional di Jakarta.
“Ini mungkin takdir dari Allah, ketika saya sedang galau menghadapi berbagai macam permasalahan usai memeluk Islam, saya dipertemukan dengan ESQ. Sesungguhnya dahulu saya tidak tahu apa itu ESQ,” ujarnya.
“Ternyata semua yang kita miliki hanyalah sementara, harta bahkan keluarga hanya titipan Allah. ESQ telah menyadarkan saya kalau yang harus kita tangisi bukanlah saat kehilangan harta ataupun keluarga. Karena Allah akan selalu ada untuk kita, menangislah ketika kita jauh dari Allah,” imbuhnya.
Ia makin yakin akan ketauhidan Allah saat training ESQ. “Lewat ajaran ESQ yang memperkenalkan Asmaul Husna, saya mendapat jawaban yang luar biasa akan keesaan Allah,” ungkapnya.
Mahasiswa Program Pasca Sarjana Psikologi Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon ini mengatakan, banyak manfaat dari training arahan Ary Ginanjar Agustian tersebut. Ia merasa materi ESQ telah merestrukturisasi pemahamannya tentang Islam dan keyakinannya mengenai Islam makin dimantapkan.
Yudi meyakini ESQ bukan pluralisme, karena ESQ mengajarkan prinsip ketauhidan yang luar biasa. “Bila ada yang mengatakan ESQ itu pluralisme salah besar, karena ESQ mengajarkan keesaan Allah dan memperkokoh keyakinan kita terhadap agama Islam.”
Yudi mengungkapkan dahulu ia tidak respek terhadap Islam, karena ia menganggap Islam identik dengan terorisme. Setelah mengikuti training ESQ selama tiga hari ia baru tersadar ternyata Islam jauh dari tindakan brutal seperti teroris.
“Islam itu begitu santun dan mengajarkan cinta kasih, sehingga pemahaman saya tentang Islam saat itu salah. Dahulu saya tidak respek karena Islam seolah agama kekerasan dengan gerakan jihadnya. ESQ mengajarkan siapa itu Nabi Muhammad, alhasil ESQ membantu saya untuk makin meyakini bahwa Islam itu agama yang rahmatan lil alamin.”
Pegawai Kementerian Agama Kota Cirebon ini ingin menebus dosa-dosanya dulu yang telah banyak memurtadkan orang. Kini ia giat berdakwah kepada umat Islam agar mereka tidak tergoyahkan nilai-nilai keislamannya dan tidak mudah dimurtadkan. (jos/isw/sym)
sumber :
http://esqmagazine.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar