Zona Sukses

Rabu, 03 November 2010

Diguyur Hujan, Mekkah Masuki Musim Dingin

Bagi jamaah yang belum bertolak ke Tanah Suci, sebaiknya bisa mempersiapkan sejak dari rumah

Hidayatullah.com—Musim haji kali jamaah bisa menikmati guyuran hujan. Senin kemarin, hujan mengguyur kota Mekkah. Hujan turun jatuh pada waktu sore hari merata di semua tempat, tak terkecuali Masjidil Haram.

"Hujan deras di sini," ujar Ali Saifudin, ketua Sektor XII di Syamiah, dekat Masjidil Haram.

Toko-toko di wilayah Syissah, empat kilometer dari Masjidil Haram, segera melindungi barang dagangannya dengan terpal. Petugas haji yang menyiapkan karpet untuk shalat Maghrib di dalaman parker Daker segera mengangkut kembali karpet-karpetnya.

Di Mahbas Jin, satu kilometer dari Masjidil Haram, hujan juga turun. "Di sini deras juga," ujar Hariyanto, petugas transportasi di terminal Mahbas Jin.

Seorang petugas Sektor 3 Mekkah, Syahroni mengatakan, banyak jemaah yang kembali ke pemondokan karena basah kuyup terkena hujan.

Sejak Sabtu (30/10), kelembaban udara di Mekkah berada di kisaran 30-40 persen. Pada saat turun hujan, suhu di Mekkah 34 derajat Celsius, dengan kelembaban udara 46 persen. Siang hari suhu udara 39 derajat Celsius. Sepekan lalu, suhu udara masih dalam kisaran 40-44 derajat Celsius.  

Musim dingin

Sebagaimana diketahui, dalam dua hari terakhir, suhu dingin cukup terasa di Tanah Suci khususnya Mekkah dan Madinah. Namun demikian, jamaah diminta tetap waspada karena kelembapan udaranya rendah.

Dari pantauan kemarin, suhu udara rata-rata di Mekkah 34 derajat Celcius dengan kelembaban udara 45%. Pada kondisi terdingin, suhu di Mekkah mencapai 27 derajat Celcius. Sementara di Madinah, cuaca terasa lebih dingin lagi. Suhu terendah di kota ini bahkan sudah mencapai 22 derajat Celcius. Untuk suhu udara di Jeddah berkisar antara 27 hingga 37 derajat Celcius.

Langit di Jeddah dan Mekkah juga tak lagi secerah hari-hari biasa. Sejak pagi, langit sudah mulai diselimuti awan. Beberapa warga lokal tampak menikmati perubahan cuaca ini karena mereka bisa beraktivitas lebih leluasa di siang hari.

"Memang saat ini mulai terasa dingin. Hingga tiga atau empat bulan ke depan kemungkinan semakin dingin, apalagi di malam hari," ujar Muhammad Sohe, warga Madura yang telah bermukim di Arab Saudi sekitar 32 tahun.

Wakil Ketua Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr Chaerul Radjab Nasution juga merasakan ada perubahan suhu yang cukup mencolok dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini, menurut Chaerul, cukup membantu jamaah karena mereka tak lagi merasakan pancaran matahari yang sangat terik. Kondisi terdingin sangat terasa jika jamaah saat ini berada di Madinah. Kelembaban udara di Madinah maksimum 32% dan minimum 21%.

Meski demikian, dirinya meminta jamaah haji untuk mewaspadai musim dingin ini. Sebab cuaca dingin di Tanah Suci sangat berbeda dibanding di Tanah Air.

Untuk menghindari kedinginan, jamaah perlu mamakai baju tebal. Bagi jamaah yang belum bertolak ke Tanah Suci, sebaiknya bisa mempersiapkan sejak dari rumah. Selama keluar dari pemondokan, dr Chaerul meminta agar jamaah selalu menutup mulut dan hidung dengan masker. 

 Sebelum ini, tahun 2009 lalu, jemaah haji juga sempat merasakan hujan lebat yang menyebabkan banjir di beberapa kota. Banjir di Arab Saudi tahu lalu  merupakan musibah terburuk dalam 27 tahun terakhir. Dilaporkan 83 orang meninggal dan  350 lainnya hilang. Hujan kala itu sempat menggenangi jalan setinggi satu meter (tiga kaki). Akibatnya  korban terjebak di dalam kendaraannya. [hakim/priyantono/mch/cha/hidayatullah.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar